Selasa, 10 April 2012

Lampu TL Kendalikan Hama dan Ramah Lingkungan


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Lampu tubular lamp (TL) dengan jenis warna ultraviolet (UV) ternyata sangat efektif untuk alternatif pengendalian hama yang ramah lingkungan. Lampu TL warnaultraviolet sangat menarik bagi serangga, termasuk hama tanaman, hingga terkecoh dan dijebak.
Demikian penelitian Nur Rokhimah, mahasiswi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang meneliti "Pengaruh Warna Cahaya terhadap Serangga".


Menurut Nur, penelitiannya terbilang sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar. "Penelitian ini hanya membutuhkan bola lampu saja. Lebih efektif bila menggunakan lampu TL karena lebih terang. Bola lampu diletakkan di pembatas sawah atau galengan saat malam hari. Di bawah lampu tersebut disediakan nampan yang sudah diberi lem lalat. Malam hari mulai dipasang, pagi hari kita sudah dapat melihat serangga-serangga dan hama yang kecil-kecil sudah terperangkap di sana," kata Nur Rokhimah, Senin (9/4/2012) kemarin.

Dalam penelitian yang dilakukannya selama sebulan penuh ini, Nur menemukan, warna lampu yang paling efektif untuk menarik serangga untuk datang adalah ultraviolet. "Saya mencoba lima warna lampu yang ada di pasaran, warna merah, kuning, UV, biru, dan putih untuk lampu TL. Sedangkan untuk lampu pijar menggunakan warna merah, kuning, biru, putih, oranye. Daya yang dibutuhkan sebanyak 220 volt dan disambungkan dengan listrik yang ada di rumah sebagai sumber dayanya," lanjutnya.

Nur mengatakan, penelitiannya dilakukan di empat buah sawah. Sawah yang diambil adalah sawah di area Kampus Terpadu UMY dan, sebagai pembandingnya, Nur melakukan penelitiannya di lapangan. "Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa lampu yang dipasang di sawah lebih banyak didapat serangga yang terperangkap dari yang dipasang di lapangan. Serangga yang didapat macam-macam jenisnya, tapi serangga-serangga kecil, seperti wereng dan sebagainya. Perbandingannya hampir satu banding setengah. Di sawah, nampan yang ditimbang memiliki berat serangga sekitar 3 gram, sementara di lapangan hanya setengahnya," kata Nur.

Penelitian ini, menurut Nur, bermula dari fakta bahwa keberhasilan pengendalian hama pada usaha tani sangat menentukan keberhasilan usaha pertanian. Sampai saat ini, cara yang paling efektif untuk membasmi hama adalah dengan menyemprotkan pestisida pada tanaman. Namun, pestisida membawa dampak negatif, yaitu menempelnya racun pada tanaman yang sulit dibersihkan dan membahayakan kesehatan bila termakan.

0 komentar:

Posting Komentar